Minna !!! ^0^
Part two here *halah* =w=. Hehe silahkan yang mau membaca hihi ^^
Part satu bisa dibaca disini On Rainy Days Part 1
Douzo -->
Title : On Rainy Days
Cast :: Chinen Yuuri (Hey!Say!JUMP)
Matsumura Sayuri (NGZ46)
Rating : Pg/T
Genre :: Romance, AU, hurt, etc
Disclaimer : Chinen is mine!! *plak* All cast is not mine, I just own the plot *eaaa* -_-
Warning :: Typo bertebaran dimana-mana, ngaco, aneh, bikin pusing dan keguguran (apa ini) -____-a
Length : Two shoot
Enjoy~~
===
“Keito?” Sayuyu berusaha keras untuk mengeluarkan suara
Perasaan nya tidak enak, semoga apa yang dipikirkan nya sama sekali tidak benar
“Matsumura Keito?”
Chinen mendengus “Jadi kau baru sadar sekarang?”
Seperti dihantam batu, kepala Sayuyu begitu pusing..pandangan nya mulai kabur “A..apa berkas-berkas itu berkas-berkas kepemilikan perusahaan?”
“Benar” Suara Chinen makin berat karena habis menangis
Sayuyu menggeleng pelan “A-aku tidak percaya ini. A-aku benar-benar minta maaf”
“Maaf?apa ada gunanya sekarang?apa maaf dari anak seorang pembunuh bisa menghidupkan kembali adik kesayangan ku?apa maaf mu bisa menghidupkan kembali orang tua ku?JAWAB!!”
Chinen kembali terisak…
Mata Sayuyu membulat sempurna.
‘Anak seorang pembunuh’
Ia tidak percaya bisa begitu sakit mendengar kata-kata itu. Dirasakannya matanya memanas, dada nya sesak, dan pandangan nya yang mulai memburam karena air mata yang berkumpul dipelupuk mata. Kini hanya satu yang ia mau, maafkan untuk segalanya.
“Aku benar-benar minta maaf”
Sayuyu menangis sejadi-jadi nya, ia benar-benar tidak menyangka bisa mendengar hal seperti ini. Pantas saja Chinen sangat membenci nya, pantas saja Chinen sangat muak dengannya bahkan hanya karena mendengar nama nya disebut. Pantas saja…
“aku benar-benar minta maaf…aku mohon maaf kan Otou-chan ku”
“Terlambat”
Chinen berbalik dan kembali melangkah kan kakinya
“Kenapa? Kenapa kau tak melapor pada polisi?”
Chinen menghentikan langkanya dan tanpa berbalik ia menjawab
“Andai saja saat itu aku bisa..andai saja saat ini aku punya bukti”
Bagai samurai yang sangat tajam mencabik hati Sayuyu . Begitu sakit sampai-sampai rasa nya ingin mati saja. Ada lubang yang sangat besar di hatinya, begitu menyakitkan…begitu perih…mengetahui ayah nya seorang pembunuh dan seorang pencuri. Mendengar betapa menderitanya orang yang sangat disukainya karena ayahnya…
Sayuyu menangis sejadi-jadinya. Ia memeluk kedua lututnya dan menenggelam kan wajahnya pada lipatan lututnya
“Sayuyu?sedang apa kau disini? Kenapa kau membolos kelas Ipa?”
“Sa-sayuyu? Kau menangis?”
Sayuyu mengangkat kepalanya dan begitu melihat sahabatnya—Ikuta, ia langsung memeluk dan kembali menangis.
Sekarang Sayuyu hanya butuh seseorang untuk menompang tubuhnya. Ia hanya butuh seseorang untuk dipeluk…
***
Malam ini begitu dingin. Namun angin yang terus-menerus menerpa tubuh Sayuyu seperti tak berpengaruh untuk nya. Mati rasa.
Tok!Tok!Tok!
Pandangannya menerawang kearah pintu kayu rumah yang sederhana. Samar-samar Sayuyu mendengar langkah kaki mendekat dari balik pintu
“Mau apa kau kemari?”
Suara dingin ditambah pandangan tidak suka. Seperti biasa.
“Hanya..ingin bertanya”
“Cepat”
Sayuyu tersenyum simpul “ bagaimana cara nya?..cara agar kau mau memaafkan aku dan Otou-chan ku?
“Kau pikir ada caranya?..ahh..mungkin kalau kau mati kita impas”
Deg! Sayuyu menggigit bibir bawah nya, mata nya tak berkedip.
“Bagaimana? Kau tidak bisa kan?sudahlah… lupakan saja!”
Dengan cepat Chinen masuk kembali dan menutup pintu dengan gerakan cepat. Sudah agak lama sejak Chinen masuk, tapi Sayuyu masih berdiri didepan pintu rumah Chinen sembari menunduk menatap ujung sepatunya.
“Kau pikir ada cara nya?...ahh…mungkin kalau kau mati kita impas”
“Kalau…aku mati?” Gumam Sayuyu sembari menahan air matanya “Aku harap aku bisa Yuuri-kun”
***
Sayuyu duduk di kursi tunggu sembari menundukkan kepala. Samar-samar ia mendengar suara berat seorang pria menanyai seorang laki-laki. Laki-laki yang sangat dikenal Sayuyu.
“Kau masih disini?” Pertanyaan barusan membuat kepala Sayuyu mendongak
“I-iya” Jawab Sayuyu pelan
Kepala nya terasa berat. Mungkin karena pola makannya beberapa hari ini tidak benar. Yang benar saja, siapa yang bisa makan dengan nikmat setelah tahu orangtua nya adalah seorang pembunuh?
“Aku pulang duluan”
Sayuyu berdiri dengan cepat dan berjalan dibelakang laki-laki itu.
Saat di beranda Sayuyu melihat laki-laki itu diam ditempat. Rupanya hujan yang membuat laki-laki itu diam dan tak segera pulang kerumah.
“Kantor polisi itu bau nya aneh ya?” Sayuyu bertanya sembari berjalan melewati si laki-laki
“Eh? Kau mau kemana? Kau bodoh atau apa? Ini sedang hujan”
Sayuyu berhenti setelah kepalanya tak dilindungi langit-langit kantor polisi. Hujan deras mengguyur kepala dan seluruh tubuhnya. Senyuman manis dilemparkannya pada laki-laki dihadapannya.
“Apa…kau merasa lebih baik sekarang?”
“Apa?!”
Sayuyu menarik nafas lalu mengulangi katanya dengan suara lebih keras
“Apa kau merasa lebih baik sekarang? Setelah ayah ku masuk penjara?”
Laki-laki itu agak tersentak “Sedikit”
“Aku..jadi ingat perkataan mu waktu itu”
Pandangan Sayuyu buram karena air hujan yang terus mengguyur dari atas sana. Bahkan dia berbicara dengan nada berteriak karena takut kalah dengan suara air hujan.
“Kau pernah bilang…kalau saja aku mati kita akan impas”
Laki-laki itu tersenyum mengejek “Apa maksud mu?”
“Kalau aku mati apa kau akan maafkan ayah ku yang sudah masuk penjara disana dan maafkan aku sebagai anak nya ini?”
Wajah datar laki-laki itu terlihat samar-samar dari mata Sayuyu. Lalu Sayuyu mengeluarkan sesuatu dari dalam tas selempangnya. Tas yang hanya muat untuk dompet ukuran sedang.
Tapi itu bukan dompet…
“He-Hey! Kau sudah gila ya? Aku bisa kena masalah kalau kau melakukan itu”
Sayuyu tertawa pelan “Jangan khawatir, cctv diatas kepalamu itu akan jadi barang bukti kalau aku melakukan ini atas kehendak ku”
“Chinen. Ah bukan. Yuuri-kun.. hihi sudah lama aku ingin memanggil mu begitu secara langsung”
“Matsumura-san…” Sayuyu melihat bibir Laki-laki itu—Chinen Yuri. Bergerak mengucapkan nama marganya.
“Sayounara~”
Suara letupan dari benda yang di pegang Sayuyu dan diarahkan tepat di pelipis kirinya dilanjutkan dengan darah yang mengalir dari pelipis kiri Sayuyu. Dirasakan Sayuyu tubuhnya terhuyung dan dia melihat Chinen tengah berlari kearahnya dan memeluk tubuhnya yang sudah tak bisa di gerakan.
Bersamaan dengan air hujan yang terus turun..darah dari pelipis kiri Sayuyu pun tak kunjung berhenti.
“Kita impas Yuuri-kun”
“a-apa yang kau lakukan Matsumura-san?”
Sayuyu yang dalam pelukan Chinen tersenyum lemah “Bisa panggil aku Sa-chan?”
“A-apa yang sudah kau lakukan Sa-chan?”
Senyuman Sayuyu lebih lebar dari sebelum nya. Setidaknya dengan sisa tenaga yang dimiliki nya “Senang nya~. Yuuri-kun, Daisuki desu"
“Matsumura-san? Matsumura-san?!!!”
Perlahan Sayuyu mati rasa. Ia tak bisa merasakan apapun. Pelukan hangat dari Chinen atau dingin nya air hujan yang terus mengguyur seluruh tubuhnya. Perlahan juga ia tidak bisa mendengar apapun atau melihat apapun. Satu hal yang ia bingungkan. Wajah Chinen mampu membuat Sayuyu merasa tidak sakit walaupun peluru sudah menembus pelipisnya… membuat pelipisnya memiliki lubang yang tak henti-henti nya mengeluarkan darah…
Ya.. hujan yang menemani aliran darah dari pelipis Sayuyu..hujan juga yang menemani kepergian Sayuyu…
Daisuki desu Yuuri-kun~
Epilog
Sayuyu melangkah pelan saat memasuki ruang kerja ayah nya.
Tangan nya mengepal erat menahan rasa takut. Ia melakukan ini bukan hanya untuk laki-laki yang disukainya..tapi juga untuk kebenaran.. Hukum harus tetap berjalan.
“O-Otou-chan” Panggil Sayuyu pelan pada ayah nya yang sibuk dengan berkas-berkas yang menumpuk di atas meja kerjanya
“Ha’i , Doushita no?”
“A-apa kau kenal keluarga Chinen?”
Sayuyu melihat dengan jelas mata ayah nya membulat “Kenapa kau bertanya soal itu?” Ayah nya perlahan berjalan mendekati Sayuyu
Sayuyu menggenggam ponselnya di tangan kirinya sedangkan tangan kanan nya terus mengepal. Peluhnya perlahan turun dari kening ke ujung hidung nya
“Aku dengar Otou-chan mempunyai masalah dengan keluarga itu”
“Siapa yang bilang begitu pada mu Sa-chan?”
“Chinen. Chinen Yuuri”
“Jangan dekati anak itu!” Bentakan ayah nya tak membuat Sayuyu mundur
“Otou-chan..mau kah kau mengakui apa yang kau perbuat? Mengakui kalau kau telah membuat Yuuri-kun hidup sebatang kara? Tanpa orang tua dan juga saudara..”
Sebisa mungkin Sayuyu membuat suara nya terdengar tenang. Namun sebenarnya ia takut. Ia tidak tahu apa yang akan ayah nya lakukan selanjutnya, mungkin saja Chinen Yuuri yang akan pergi menyusul orangtua dan juga adiknya.. ya mungkin saja.
“Kenapa kau mau Otou-chan lakukan itu?”
“Karena ini permintaan terakhirku”
“Apa maksud mu Sa-chan?”
Sayuyu tersenyum lemah “Aku akan mengunjungi keluarga Chinen. Otou-chan… aku akan pergi”
Plak!
Pipi Sayuyu panas karena tamparan yang mendarat tepat di pipi kanan nya
“Anak bodoh! Kenapa kau berkata begitu?!”
“Otou-chan tahu..? terkadang cinta itu membuat mu menjadikan seseorang terlihat bodoh dan juga membuat seseorang melakukan hal bodoh”
Ayah Sayuyu terduduk dilantai yang dingin. Sayuyu hanya bisa menatapnya dengan tatapan sedih “Aku sayang Otou-chan, tapi aku benci kalau Otou-chan melakukan hal yang jahat. Terlebih pada orang yang kusukai~”
“a-apa kau yakin Sa-chan?”
“Yakin. bahkan keyakinan ku jauh lebih tinggi dari Tokyo Tower” Jawab Sayuyu tegas
-END-
Sedikit penjelasan ^_^v
- Gomen ne = Maaf ya
- Betsuni = Tidak ada apa-apa
- Sensei = guru
- Hontou ni gomen nasai = aku benar-benar minta maaf
- Arigatou gozaimasu = terimakasih banyak
- Kami-sama = Tuhan
- Tou-chan / Otou-chan = Ayah
- Ramen = Mie khas Jepang
- Ikou! = Ayo!
- Sayounara = selamat jalan / selamat tinggal
- Daisuki desu = aku menyukai mu
- Doushita no = ada apa?
Thanks for reading.. ^^
Hho akhirnya FF ini selesai juga -_- niatnya bikin one shoot ternyata two shoot -_-
Tinggalkan jejak walau sekadar titik (.) ^___^ Onegai~
Part two here *halah* =w=. Hehe silahkan yang mau membaca hihi ^^
Part satu bisa dibaca disini On Rainy Days Part 1
Douzo -->
Title : On Rainy Days
Cast :: Chinen Yuuri (Hey!Say!JUMP)
Matsumura Sayuri (NGZ46)
Rating : Pg/T
Genre :: Romance, AU, hurt, etc
Disclaimer : Chinen is mine!! *plak* All cast is not mine, I just own the plot *eaaa* -_-
Warning :: Typo bertebaran dimana-mana, ngaco, aneh, bikin pusing dan keguguran (apa ini) -____-a
Length : Two shoot
Enjoy~~
===
“Keito?” Sayuyu berusaha keras untuk mengeluarkan suara
Perasaan nya tidak enak, semoga apa yang dipikirkan nya sama sekali tidak benar
“Matsumura Keito?”
Chinen mendengus “Jadi kau baru sadar sekarang?”
Seperti dihantam batu, kepala Sayuyu begitu pusing..pandangan nya mulai kabur “A..apa berkas-berkas itu berkas-berkas kepemilikan perusahaan?”
“Benar” Suara Chinen makin berat karena habis menangis
Sayuyu menggeleng pelan “A-aku tidak percaya ini. A-aku benar-benar minta maaf”
“Maaf?apa ada gunanya sekarang?apa maaf dari anak seorang pembunuh bisa menghidupkan kembali adik kesayangan ku?apa maaf mu bisa menghidupkan kembali orang tua ku?JAWAB!!”
Chinen kembali terisak…
Mata Sayuyu membulat sempurna.
‘Anak seorang pembunuh’
Ia tidak percaya bisa begitu sakit mendengar kata-kata itu. Dirasakannya matanya memanas, dada nya sesak, dan pandangan nya yang mulai memburam karena air mata yang berkumpul dipelupuk mata. Kini hanya satu yang ia mau, maafkan untuk segalanya.
“Aku benar-benar minta maaf”
Sayuyu menangis sejadi-jadi nya, ia benar-benar tidak menyangka bisa mendengar hal seperti ini. Pantas saja Chinen sangat membenci nya, pantas saja Chinen sangat muak dengannya bahkan hanya karena mendengar nama nya disebut. Pantas saja…
“aku benar-benar minta maaf…aku mohon maaf kan Otou-chan ku”
“Terlambat”
Chinen berbalik dan kembali melangkah kan kakinya
“Kenapa? Kenapa kau tak melapor pada polisi?”
Chinen menghentikan langkanya dan tanpa berbalik ia menjawab
“Andai saja saat itu aku bisa..andai saja saat ini aku punya bukti”
Bagai samurai yang sangat tajam mencabik hati Sayuyu . Begitu sakit sampai-sampai rasa nya ingin mati saja. Ada lubang yang sangat besar di hatinya, begitu menyakitkan…begitu perih…mengetahui ayah nya seorang pembunuh dan seorang pencuri. Mendengar betapa menderitanya orang yang sangat disukainya karena ayahnya…
Sayuyu menangis sejadi-jadinya. Ia memeluk kedua lututnya dan menenggelam kan wajahnya pada lipatan lututnya
“Sayuyu?sedang apa kau disini? Kenapa kau membolos kelas Ipa?”
“Sa-sayuyu? Kau menangis?”
Sayuyu mengangkat kepalanya dan begitu melihat sahabatnya—Ikuta, ia langsung memeluk dan kembali menangis.
Sekarang Sayuyu hanya butuh seseorang untuk menompang tubuhnya. Ia hanya butuh seseorang untuk dipeluk…
***
Malam ini begitu dingin. Namun angin yang terus-menerus menerpa tubuh Sayuyu seperti tak berpengaruh untuk nya. Mati rasa.
Tok!Tok!Tok!
Pandangannya menerawang kearah pintu kayu rumah yang sederhana. Samar-samar Sayuyu mendengar langkah kaki mendekat dari balik pintu
“Mau apa kau kemari?”
Suara dingin ditambah pandangan tidak suka. Seperti biasa.
“Hanya..ingin bertanya”
“Cepat”
Sayuyu tersenyum simpul “ bagaimana cara nya?..cara agar kau mau memaafkan aku dan Otou-chan ku?
“Kau pikir ada caranya?..ahh..mungkin kalau kau mati kita impas”
Deg! Sayuyu menggigit bibir bawah nya, mata nya tak berkedip.
“Bagaimana? Kau tidak bisa kan?sudahlah… lupakan saja!”
Dengan cepat Chinen masuk kembali dan menutup pintu dengan gerakan cepat. Sudah agak lama sejak Chinen masuk, tapi Sayuyu masih berdiri didepan pintu rumah Chinen sembari menunduk menatap ujung sepatunya.
“Kau pikir ada cara nya?...ahh…mungkin kalau kau mati kita impas”
“Kalau…aku mati?” Gumam Sayuyu sembari menahan air matanya “Aku harap aku bisa Yuuri-kun”
***
Sayuyu duduk di kursi tunggu sembari menundukkan kepala. Samar-samar ia mendengar suara berat seorang pria menanyai seorang laki-laki. Laki-laki yang sangat dikenal Sayuyu.
“Kau masih disini?” Pertanyaan barusan membuat kepala Sayuyu mendongak
“I-iya” Jawab Sayuyu pelan
Kepala nya terasa berat. Mungkin karena pola makannya beberapa hari ini tidak benar. Yang benar saja, siapa yang bisa makan dengan nikmat setelah tahu orangtua nya adalah seorang pembunuh?
“Aku pulang duluan”
Sayuyu berdiri dengan cepat dan berjalan dibelakang laki-laki itu.
Saat di beranda Sayuyu melihat laki-laki itu diam ditempat. Rupanya hujan yang membuat laki-laki itu diam dan tak segera pulang kerumah.
“Kantor polisi itu bau nya aneh ya?” Sayuyu bertanya sembari berjalan melewati si laki-laki
“Eh? Kau mau kemana? Kau bodoh atau apa? Ini sedang hujan”
Sayuyu berhenti setelah kepalanya tak dilindungi langit-langit kantor polisi. Hujan deras mengguyur kepala dan seluruh tubuhnya. Senyuman manis dilemparkannya pada laki-laki dihadapannya.
“Apa…kau merasa lebih baik sekarang?”
“Apa?!”
Sayuyu menarik nafas lalu mengulangi katanya dengan suara lebih keras
“Apa kau merasa lebih baik sekarang? Setelah ayah ku masuk penjara?”
Laki-laki itu agak tersentak “Sedikit”
“Aku..jadi ingat perkataan mu waktu itu”
Pandangan Sayuyu buram karena air hujan yang terus mengguyur dari atas sana. Bahkan dia berbicara dengan nada berteriak karena takut kalah dengan suara air hujan.
“Kau pernah bilang…kalau saja aku mati kita akan impas”
Laki-laki itu tersenyum mengejek “Apa maksud mu?”
“Kalau aku mati apa kau akan maafkan ayah ku yang sudah masuk penjara disana dan maafkan aku sebagai anak nya ini?”
Wajah datar laki-laki itu terlihat samar-samar dari mata Sayuyu. Lalu Sayuyu mengeluarkan sesuatu dari dalam tas selempangnya. Tas yang hanya muat untuk dompet ukuran sedang.
Tapi itu bukan dompet…
“He-Hey! Kau sudah gila ya? Aku bisa kena masalah kalau kau melakukan itu”
Sayuyu tertawa pelan “Jangan khawatir, cctv diatas kepalamu itu akan jadi barang bukti kalau aku melakukan ini atas kehendak ku”
“Chinen. Ah bukan. Yuuri-kun.. hihi sudah lama aku ingin memanggil mu begitu secara langsung”
“Matsumura-san…” Sayuyu melihat bibir Laki-laki itu—Chinen Yuri. Bergerak mengucapkan nama marganya.
“Sayounara~”
Suara letupan dari benda yang di pegang Sayuyu dan diarahkan tepat di pelipis kirinya dilanjutkan dengan darah yang mengalir dari pelipis kiri Sayuyu. Dirasakan Sayuyu tubuhnya terhuyung dan dia melihat Chinen tengah berlari kearahnya dan memeluk tubuhnya yang sudah tak bisa di gerakan.
Bersamaan dengan air hujan yang terus turun..darah dari pelipis kiri Sayuyu pun tak kunjung berhenti.
“Kita impas Yuuri-kun”
“a-apa yang kau lakukan Matsumura-san?”
Sayuyu yang dalam pelukan Chinen tersenyum lemah “Bisa panggil aku Sa-chan?”
“A-apa yang sudah kau lakukan Sa-chan?”
Senyuman Sayuyu lebih lebar dari sebelum nya. Setidaknya dengan sisa tenaga yang dimiliki nya “Senang nya~. Yuuri-kun, Daisuki desu"
“Matsumura-san? Matsumura-san?!!!”
Perlahan Sayuyu mati rasa. Ia tak bisa merasakan apapun. Pelukan hangat dari Chinen atau dingin nya air hujan yang terus mengguyur seluruh tubuhnya. Perlahan juga ia tidak bisa mendengar apapun atau melihat apapun. Satu hal yang ia bingungkan. Wajah Chinen mampu membuat Sayuyu merasa tidak sakit walaupun peluru sudah menembus pelipisnya… membuat pelipisnya memiliki lubang yang tak henti-henti nya mengeluarkan darah…
Ya.. hujan yang menemani aliran darah dari pelipis Sayuyu..hujan juga yang menemani kepergian Sayuyu…
Daisuki desu Yuuri-kun~
Epilog
Sayuyu melangkah pelan saat memasuki ruang kerja ayah nya.
Tangan nya mengepal erat menahan rasa takut. Ia melakukan ini bukan hanya untuk laki-laki yang disukainya..tapi juga untuk kebenaran.. Hukum harus tetap berjalan.
“O-Otou-chan” Panggil Sayuyu pelan pada ayah nya yang sibuk dengan berkas-berkas yang menumpuk di atas meja kerjanya
“Ha’i , Doushita no?”
“A-apa kau kenal keluarga Chinen?”
Sayuyu melihat dengan jelas mata ayah nya membulat “Kenapa kau bertanya soal itu?” Ayah nya perlahan berjalan mendekati Sayuyu
Sayuyu menggenggam ponselnya di tangan kirinya sedangkan tangan kanan nya terus mengepal. Peluhnya perlahan turun dari kening ke ujung hidung nya
“Aku dengar Otou-chan mempunyai masalah dengan keluarga itu”
“Siapa yang bilang begitu pada mu Sa-chan?”
“Chinen. Chinen Yuuri”
“Jangan dekati anak itu!” Bentakan ayah nya tak membuat Sayuyu mundur
“Otou-chan..mau kah kau mengakui apa yang kau perbuat? Mengakui kalau kau telah membuat Yuuri-kun hidup sebatang kara? Tanpa orang tua dan juga saudara..”
Sebisa mungkin Sayuyu membuat suara nya terdengar tenang. Namun sebenarnya ia takut. Ia tidak tahu apa yang akan ayah nya lakukan selanjutnya, mungkin saja Chinen Yuuri yang akan pergi menyusul orangtua dan juga adiknya.. ya mungkin saja.
“Kenapa kau mau Otou-chan lakukan itu?”
“Karena ini permintaan terakhirku”
“Apa maksud mu Sa-chan?”
Sayuyu tersenyum lemah “Aku akan mengunjungi keluarga Chinen. Otou-chan… aku akan pergi”
Plak!
Pipi Sayuyu panas karena tamparan yang mendarat tepat di pipi kanan nya
“Anak bodoh! Kenapa kau berkata begitu?!”
“Otou-chan tahu..? terkadang cinta itu membuat mu menjadikan seseorang terlihat bodoh dan juga membuat seseorang melakukan hal bodoh”
Ayah Sayuyu terduduk dilantai yang dingin. Sayuyu hanya bisa menatapnya dengan tatapan sedih “Aku sayang Otou-chan, tapi aku benci kalau Otou-chan melakukan hal yang jahat. Terlebih pada orang yang kusukai~”
“a-apa kau yakin Sa-chan?”
“Yakin. bahkan keyakinan ku jauh lebih tinggi dari Tokyo Tower” Jawab Sayuyu tegas
-END-
Sedikit penjelasan ^_^v
- Gomen ne = Maaf ya
- Betsuni = Tidak ada apa-apa
- Sensei = guru
- Hontou ni gomen nasai = aku benar-benar minta maaf
- Arigatou gozaimasu = terimakasih banyak
- Kami-sama = Tuhan
- Tou-chan / Otou-chan = Ayah
- Ramen = Mie khas Jepang
- Ikou! = Ayo!
- Sayounara = selamat jalan / selamat tinggal
- Daisuki desu = aku menyukai mu
- Doushita no = ada apa?
Thanks for reading.. ^^
Hho akhirnya FF ini selesai juga -_- niatnya bikin one shoot ternyata two shoot -_-
Tinggalkan jejak walau sekadar titik (.) ^___^ Onegai~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar